SIDOARJO, – Kejahatan yang menargetkan para pengusaha rental mobil di Jawa Timur kembali terjadi. Kali ini, korban adalah rental Tocang Trans, sebuah usaha rental mobil yang berbasis di Sidoarjo. Satu unit Toyota Avanza G Matic berwarna hitam dengan nomor polisi W 1239 KW milik mereka tidak kembali sesuai jadwal dan kini terlacak berada di Bangkalan, Madura, dengan kondisi GPS yang telah dimatikan secara paksa.
Kasus ini menambah daftar panjang keresahan para pelaku bisnis rental, terutama karena terduga pelaku utama adalah nama yang sudah tidak asing lagi di kalangan mereka, yakni Yudi dari Pandaan.
Kronologi Kejadian: Modus Operandi Menggunakan Penyewa Perantara
Peristiwa ini bermula pada hari Jumat, 26 September 2025. Seorang penyewa atas nama Ahmad Amar Sukmara (inisial A) datang untuk menyewa unit Toyota Avanza tersebut. Sesuai kesepakatan, mobil disewa untuk jangka waktu satu hari dan dijadwalkan kembali pada hari Sabtu, 27 September 2025, pukul 20:00 WIB.
Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, kendaraan tersebut tak kunjung dikembalikan. Pemilik Tocang Trans segera menghubungi Ahmad untuk meminta pertanggungjawaban. Dalam komunikasi tersebut, Ahmad membuat pengakuan mengejutkan bahwa mobil tersebut telah ia serahkan kepada temannya yang bernama Yudi, yang berdomisili di Pandaan, Pasuruan.
Kecurigaan pemilik rental langsung memuncak begitu nama “Yudi” disebut. Sosok ini dikenal di komunitas rental sebagai pemain atau “pemetik” yang kerap terlibat dalam kasus penggelapan mobil.
“Begitu penyewa bilang mobil ada di tangan Yudi Pandaan, kami langsung tahu ini masalah serius. Nama itu sudah terkenal, sebelumnya rekan kami, Pak Subkhi selaku ketua Lp2kp DPD Pasuruan juga menjadi korbannya dan mobilnya belum kembali sampai sekarang,” ujar perwakilan dari Tocang Trans dengan nada geram.
Pelacakan GPS dan Upaya Sabotase Pelaku
Dengan sigap, pemilik langsung melakukan pelacakan melalui sistem GPS yang terpasang di kendaraan. Titik lokasi terakhir menunjukkan mobil berada di wilayah Bangkalan, Madura. Namun, situasi menjadi semakin genting ketika status GPS mulai menunjukkan anomali.
“Kami cek terus posisi mobil. Awalnya masih terpantau di Bangkalan. Tapi sekarang situasinya kritis, dari tiga perangkat GPS yang ada, dua sudah dalam status offline, dan satu lagi terdeteksi putus. Ini jelas upaya sabotase agar mobil tidak bisa dilacak,” jelasnya.
Kondisi GPS yang sengaja dimatikan ini membuat pemilik yakin bahwa pelaku berniat menghilangkan jejak secara permanen. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk segera meminta bantuan eksekusi di malam yang sama sebelum jejak kendaraan benar-benar hilang.
Laporan Resmi dan Harapan kepada Aparat serta Komunitas
Menghadapi situasi darurat ini, Tocang Trans segera membuat laporan resmi dan mengajukan permohonan bantuan kepada tim khusus, Buser BRN (Barisan-Relawan-Nasional) Korwil Sidoarjo, sebuah komunitas yang aktif membantu pencarian kendaraan yang hilang.
Pemilik juga menyuarakan kekecewaannya terhadap lambatnya penanganan kasus serupa oleh aparat penegak hukum. “Yudi ini sudah berkeliaran terus dan memakan banyak korban. Kami heran kenapa orang seperti dia tidak segera ditangkap. Kami mohon Polsek Pandaan atau Polres Pasuruan bisa bertindak tegas. Jangan sampai ada korban-korban lain seperti saya dan Pak Subkhi,” ucapnya penuh harap.
Insiden ini telah dilaporkan secara resmi dengan data sebagai berikut:
Nama Pemilik Kendaraan: Tocang Trans
Tanggal Laporan Masuk: 27 September 2025
Korwil Pemilik: Sidoarjo, Jawa Timur
Merk Tipe Mobil: Toyota Avanza G Matic
Nomor Polisi: W 1239 KW
Warna: Hitam
Tanggal Awal Sewa: 26 September 2025
Tanggal Finish Sewa: 27 September 2025 (Pukul 20:00 WIB)
Identitas Penyewa Awal: Ahmad Amar Sukmara
Jaminan yang Ditinggal: 1 unit motor beserta STNK & KTP asli.
Kelengkapan Dokumen: Form sewa dan bukti kepemilikan kendaraan lengkap.
Saat ini, tim dari Tocang Trans bersama dengan jaringan dari BRN Sidoarjo sedang berkoordinasi untuk melakukan upaya eksekusi di lokasi terakhir yang terdeteksi di Bangkalan, Madura. Kasus ini menjadi pengingat keras bagi seluruh pengusaha rental mobil untuk selalu waspada terhadap modus operandi kejahatan yang semakin terorganisir.